Evaluasi tim pengawas, Tim pengawas kesehatan haji sedang melakukan evaluasi dalam pelaksanaan ibadah haji 2017 ini, termasuk dengan adanya penambahan tenaga kesehatan, adanya fasilitas toilet, hingga pendamping yang sehat untuk jamaah haji yang memang memiliki risiko tinggi. Wakil Ketua Tim Pengawas Kesehatan Haji yakni Dede Yusuf mengatakan, bahwa pihaknya sengaja fokus pada urusan kesehatan. Ini karena dari total jamaah haji yang berangkat ke Tanah Suci, di antara jamaah haji sebesar 60 persen merupakan jamaah haji yang memiliki risiko tinggi (risti) yang berarti berusia diatas 60 tahun. Mulai dari usia 60 tahun, kata dia, hampir 60-70 persen diantaranya itu memiliki permasalahan penyakit yang masuk dalam kategori waspada yaitu yang mengenakan gelang kuning dan merah.

Evaluasi Tim Pengawas Kesehatan Haji 2017 Ini

Setelah dari empat tim pengawas haji yang diterjunkan langsung ke lapangan, dalam evaluasi tim pengawasan kesehatan haji pihaknya memperoleh beberapa fakta. Yang pertama, jumlah dokter dan perawat yang menjaga jamaah haji masih kurang seharusnya bertambah. "Setidaknya Idealnya itu dua dokter dan lima perawat bekerja untuk satu kloter tetapi faktanya hanya ada satu dokter dan dua perawat yang bekerja untuk satu kloternya," ungkapnya.

Dalam evaluasi tim pengawas kesehatan haji, Ia juga menyebut mengenai soal kuota tenaga medis memang belum melakukan koordinasi dengan Kementerian Agama (Kemenag), jadi jumlahnya belum ada perubahan dan hanya ada satu dokter dan dua perawat saja yang bekerja. Padahal, kita mengetahui bahwa jumlah jamaah haji pada tahun ini mencapai lebih dari 200 ribu jamaah yang terdiri dari puluhan hingga ratusan kloter

Adapun evaluasi lainnya, ia menyebut bahwa dari embarkasi untuk menuju bus dapat memakan waktu dua hingga tiga jam lamanya. Namun, tidak tersedia toilet selama perjalanan di bus itu. "Tidak ada kamar mandi dan WC. Jadi jamaah haji yang sekian banyak jumlahnya itu merasa kerepotan," terangnya.

Untuk ke depannya ia meminta agar pihak maskapai Garuda yang ditunjuk untuk memberikan pelayanan bus itu agar menyediakam fasilitas kamar kecil di bus. Ini dilakukan untuk memberikan kemudahan para jamaah haji yang ingin ke toilet.

Dari tim pengawas kesehatan haji juga memberikan kritik agar jamaah haji yang risti ditemani muhrim atau keluarganya yang tidak lepas mengawasinya selama 24 jam. Kalaupun ada pengawas, ia meminta pengawas yang memiliki kondisi yang sehat bugar untuk dapat menemani jamaah haji risti tersebut.

"Hingga saat ini saya melihat sudah ada 112 orang jamaah haji yang meninggal dunia. Tentu dengan begitu kita harus memantau menemani para manula yang berangkat haji karena khawatir jatuh sakit," jelasnya.

Selain itu juga, pihaknya menyoroti jumlah bekal peralatan yang dibawa oleh tiap jamaah haji yang hanya mendapatkan tempat minum, masker, obat pegal, salep gel, plester luka. Timnya meminta untuk ke depannya nanti, dalam persediaan minyak angin perlu ditambah karena banyak masyarakat yang membutuhkannya.

Ini sangat penting sekali untuk jamaah haji, terutama dari kalangan ibu-ibu yang sedang pusing, banyak sekali diantara mereka yang membutuhkan minyak angin. Yang tidak kalah penting, menurutnya, adalah pelembab untuk kulit dan bibir yang pecah-pecah seperti Vaseline juga sangat dibutuhkan.

Ia juga meminta kepada pemerintah agar menyediakan es yang diletakkan di tempat kompres untuk mendinginkan heat stroke. Ini mengingat kondisi cuaca di Arab Saudi yang saat ini sedang panas dengan suhu yang mencapai 45 derajat celcius dan rentan menimbulkan heat stroke. 

"Dalam penanganan heat stroke paling cepat ditutupi dengan kompres es," tutupnya.  dapatkan info haji furoda | haji furoda 2022