Tambah katering jamaah, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah yakni Nizar Ali mengusulkan agar ada penambahan layanan katering jamaah haji di Makkah. Usulan ini disampingkan oleh Nizar kepada Ketua Komisi VIII DPR yakni Ali Taher saat sedang membuka Rapat Evaluasi Layanan Akomodasi, Konsumsi dan Transportasi Darat Jamaah Haji di Arab Saudi. “Kalau bisa diusahakan, dala konteks Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH), konsumsi dapat dinaikkan. Ini merupakan bagian dari perjuangan anggota DPR. Mohon dukungan Ketua Komisi yang terkait dengan penambahan jumlah konsumsi di Makkah,” Kata Nizar.

Usulan Kemenag Tambah Katering Jamaah di Makkah

Dalam rapat evaluasi layanan akomodasi mendapatkan usulan dari Kemenag agar tambah katering jamaah. Rapat yang diikuti oleh para Kabid Haji Kanwil Kemenag Provinsi se-Indonesia, para Kasektor Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1438 Hijriyah/2017, serta para pejabat eselon III dan IV Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU). Disana juga tampak hadir Kakanwil Kemenag Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Sejak tahun 2015 yang lalu, jamaah haji Indonesia mendapatkan layanan konsumsi sebanyak 15 kali saat berada di Makkah. Kemudian, layanan ini bertambah menjadi 24 kali pada tahun 2016 dan menjadi 25 kali pada tahun 2017 ini. untuk layanan konsumsi pada tahun ini masih setara dengan 12.5 hari. Jumlah tersebut ditambah dengan lima hari layanan konsumsi di Arafah-Mina-Musdalifah sehingga totalnya itu menjadi 17.5 hari. Sementara itu, masa tinggal jamaah haji saat di Makkah itu hanya berkisar 25 hari. Usahakan untuk kedepannya di tambah katering jamaah haji di Makkah.

“Masa crowdid saat berada di Makkah itu berlangsung tiga hari saja, yaitu: dua hari sebelum keberangkatan jamaah ke Arafah dan sehari setelah kepulangan jamaah dari Mina menuju ke hotel yang ada di Makkah,” papar Nizar.

“Kalau bisa diusahakan, musim haji pada tahun yang akan datang konsumsi di Makkah bisa sampai 35 kali,” sambungnya.

Menurut Nizar, dengan adanya penambahan layanan konsumsi di Makkah menjadi sebuah harapan jamaah haji. Pasalnya, selama masih dalam masa kekosongan layanan konsumsi, jamaah merasa tidak untuk mendapatkan makanan. Sebab di hotel juga sudah tidak diperkenankan masak. Sementara itu tidak banyak tersedianya rumah makan yang bercita rasa nusantara di sekitarnya.

Ali Taher pun mengaku, mengenai hal itu akan dipertimbangkan kembali atas usulan dari Kementerian Agama (Kemenag) untuk dapat dibahas bersama dalam penetapan BPIH. Dia pun berharap, selama berada di Makkah jamaah haji bisa mendapatkan layanan konsumsi. Dan laporan pertanggungjawaban keuangan tahun 2017 akan segera di serahkan DPR setelah diperiksa oleh BPK agar penetapan BPIH dapat lebih cepat lagi.

ini baca juga :
paket umroh akhir ramadhan
paket umroh akhir ramadhan 2018