Asrama haji Aceh, Asrama Haji yang terdapat di Banda Aceh belum memiliki poliklinik kesehatan yang berfungsi untuk menangani segala masalah dalam gangguan kesehatan para jamaah calon haji setempat. Hal itu terungkap pada saat melakukan kunjungan kerja Panitia Kerja Kesehatan Haji Komisi IX DPR RI ke Embarkasi Aceh, yang dipimpin oleh Dede Yusuf Effendi, dan juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Aceh Nova Iriansyah dan para pemangku kepentingan di Banda Aceh.

Asrama Haji Aceh Belum Memiliki Fasilitas Lengkap

Fasilitas yang terdapat di ruang kamar yang digunakan oleh jemaah untuk menginap sehari sebelum pemberangkatan ke Tanah Suci, asrama haji Aceh kondisinya masih setara dengan hotel kelas melati. "Tidak menjadi masalah, bila dana haji yang ada digunakaan untuk infrastruktur. Tapi, tolong diperhatikan infrastruktur haji seperti di asrama ini. Yang kamarnya bagaikan kelas melati," tutur salah seorang jemaah dari kelompok terbang (kloter) enam asal Aceh Tengah.

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Banda Aceh yakni Nuryanto MARS mengatakan bahwa, dalam pelayanan kesehatan haji di Aceh ini sudah memiliki 15 dokter, tujuh perawat, enam tenaga pengendali risiko lingkungan, 10 tenaga administrasi dan sistem komputerisasi haji terpadu dalam bidang kesehatan. Asrama haji Aceh setempat yang dijadikan Embarkasi Aceh hanya dilengkapi dengan tempat pemeriksaan kesehatan, ambulans dan kendaraan operasional.

"Kita membutuhkan ruang kesehatan yang permanen untuk embarkasi dan debarkasi, selain itu juga ruang tunggu jemaah sebelum pemeriksaan akhir dan penambahan toilet di tempat pemeriksaan akhir," jelasnya.

"Dari jumlah total yang ada sebanyak 4.393 jamaah haji kita, termasuk dengan petugas, yang berangkat melaksanakan ibadah haji pada tahun ini rata-rata berusia di atas 50 tahun dan 68 persen berisiko tinggi," terang Nuryanto.

Dari Ketua Komisi IX DPR yakni, Dede Yusuf Effendi mengaku bahwa secara umum fasilitas kesehatan Asrama Haji Embarkasi Aceh sudah cukup baik. Namun, meski begitu masih ada beberapa yang menjadi catatan pihaknya dan akan dibahas di tingkat pusat bersama anggota DPR dan pemerintah.

"Seluruh pelayanan kesehatan selalu berjalan dengan baik. Hanya saja harapan kita untuk penambahan tenaga medis, itu saja yang belum terlaksana pada tahun ini," ungkapnya.

Hal tersebut sampai terjadi karena dipengaruhi oleh faktor kuota jemaah haji dengan tenaga medis. Jadi jika ingin ditambah lagi, maka akan mengambil kuota jemaah yang ada. "Kita harus mendiskusikan itu semua, bahwa hal itu jangan mengambil kuota jemaah. Tapi untuk tahun depan diambil dari relawan saja. Artinya, relawan yang berangkat itu tidak naik haji," tutur Dede. dapatkan info agen travel haji dan umroh
cara menjadi agen travel umroh dan haji